"Allahu Akbar itu artinya "ayo kita bakar" ya pak?, koq ditipi pada bakar-bakaran sambil teriak-teriak Allahu Akbar?" demikian spontanitas yang keluar dari anakku .....
Agak sulit untuk menjawab pertanyaan tersebut .... berpikir untuk mencari jawaban yang praktis yang terlintas di benak cuma, "SIALANNNNN !!!! .... KENAPA ELO TERIAK-TERIAK NAMA TUHAN KALAU MAU JADI BARBAR !!!!
Klaim atas nama Tuhan yang diteriakan PARA BARBAR tentu dimaksudkan untuk membenarkan semua tindakannya, dari memukul, menendang, merusak barang milik orang lain sampai membakar barang-barang tersebut. Teriakan dan pekikan tersebut dapat ditafsirkan bahwa atas nama Tuhan bisa untuk spirit destruksi (peperangan), bisa juga untuk spirit perdamaian. Singkatnya, Tuhan bisa dijadikan klaim untuk melakukan "kejahatan" dan "kebaikan" sekaligus.
Hal demikian, menurut saya, tidak bisa dibiarkan karena peperangan atas nama agama juga disebabkan oleh kesesatan berpikir seperti ini. Bahkan para teroris yang, menurut kita, melakukan kejahatan juga melakukannya atas nama Tuhan. Teroris juga sering membajak ayat-ayat suci untuk melegitimasi kejahatan yang dilakukannya. Kalau sudah begini, apa bedanya yang dilakukan PARA BARBAR dengan yang dilakukan teroris? Toh, semua dilakukan atas nama Tuhan.
Teori seputar terorisme agama jelas dan terang mengatakan bahwa ia secara eksklusif bersifat simbolis dan dilakukan dengan cara-cara yang luar biasa dramatis. Namun, tampilan atau pertunjukan kekerasan itu dibarengi dengan klaim justifikasi moral dan absolutisme agama. Sejarah kekerasan dan terorisme dalam semua agama senantiasa menghadirkan nama Tuhan. Hal ini bisa dipahami karena kekuatan ide "atas nama Tuhan" ini sangat dahsyat. Kekuatan ini bisa melebihi semua klaim otoritas politik yang ada karena ideologi agama bisa diangkat sampai pada tingkat supernatural (supernatural heights).
Pertanyaan anakku diatas dapat menggambarkan sekaligus membenarkan bahwa ide-ide agama telah mengambil tempat tertentu dalam kultur kekerasan yang dilahirkan terorisme. Karena itu, meskipun kita menolak adanya kaitan agama dan terorisme, fakta historisnya berbicara lain. Tapi yach itu, gimana menjelaskannya ???
Terakhir, saya yakin, Teriakan dan pekikan PARA SI BARBAR akan segera menguap dalam karpet layaknya embun di gurun sahara. Namun, Teriakan dan Pekikan tersebut sekali lagi membuktikan bahwa secara diam-diam kita masih sering "memanipulasi" Tuhan.
Saya berharap, mudah-mudahan klaim "atas nama Tuhan" dalam aksi PARA BARBAR tidak menjadi bagian dari agama Islam yang religius membawa rahmat bagi semua umat. Sebab, religiositas sangat berbahaya jika diarahkan untuk membenarkan tindakan kekerasan.
bahkan manusia2 sok bertuhan itu ketika kerusuhan di jakarta bbrp tahun yg lalu, mereka memperkosa etnis china sambil mengatakan "BISMILAH"
BalasHapusANJING KEPARAT KALIAN!